Ini salah satu petunjuk Nabi yang sangat detail tentang mencari istri dan bisa juga untuk bahan koreksi bagi setiap muslimah yang telah menjadi istri. Sekaligus bukti bahwa tidak ada petunjuk yang sedetail, seindah, dan sedalam bimbingan wahyu kecuali jika kita mau mendengar Rasulullah. Beliau memberi pelajaran sekaligus rekomendasi yang pasti tidak diragukan kualitasnya.
خَيْرُ نِسَاءٍ رَكِبْنَ الْإِبِلَ، صَالِحُ نِسَاءِ قُرَيْشٍ أَحْنَاهُ عَلَى وَلَدٍ فِي صِغَرِهِ، وَأَرْعَاهُ عَلَى زَوْجٍ فِي ذَاتِ يَدِهِ
“Sebaik-baik wanita yang mengendari unta adalah wanita sholeh dari Suku Quraisy; paling lembut kepada anak di usia kecil dan paling menjaga pada harta suami.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Yang dimaksud dengan wanita yang mengendarai unta adalah wanita Arab. Al Qostholani dalam Irsyadus Sary menjelaskan, “Dikhususkan Arab di antara manusia lain dan dikhususkan Quraisy di antara Arab sebuah petunjuk bahwa Arab paling mulia di antara manusia dan yang paling mulianya adalah Quraisy.”
Rasulullah berasal dari Quraisy. Al Quran sendiri diturunkan dengan Bahasa Arab dengan logat Quraisy. Salah satu surat yang menyebut suku dalam Al Quran adalah Surat Quraisy. Di mana Allah mengisyaratkan beberapa kelebihan mereka.
Ini bukan pembicaraan fanatisme kesukuan. Nabi menyampaikan dalam khutbah beliau bahwa tidak ada kelebihan Arab di atas non Arab. Tetapi syariat juga yang menyebutkan beberapa kelebihan suku-suku lain. Seperti saat Al Quran menyebut keistimewaan para sahabat Anshor (Madinah) dan Muhajirin (Mekah) dalam Surat Al Hasyr. Demikian juga keistimewaan masyarakat Mesir, Yaman dan lain sebagainya.
Di antara yang beliau sebutkan adalah Quraisy. Dan inilah yang memutuskan dialog hangat antar sahabat di Saqifah Bani Sa’idah saat mereka memilih pemimpin sepeninggal Nabi. Di mana dibacakan hadits yang menjadi hakim atas dialog itu, “Kami (Quraisy) adalah pemimpin dan kalian (Anshor) adalah pembantu pemimpin.” Para sahabat pun sepakat tanpa ada perbedaan setelah diingatkan oleh hadits tersebut.
Di majlis itu Abu Bakar menjelaskan lebih dalam, “Mereka adalah Arab yang menempati wilayah di tengah dan memiliki kehebatan nasab paling baik.”
Pembahasan hadits di atas, Nabi menjelaskan bagi setiap muslim yang ingin mencari istri istimewa. Nabi kembali menunjuk wanita sholihah dari kalangan Quraisy.
Abu Huroiroh menjelaskan bahwa Maryam tidak pernah mengendarai unta sama sekali (Shohih Muslim). Ini menunjukkan bahwa Maryam tidak masuk dalam perbandingan ini. Karena seperti dalam kalimat Rasul yang lain bahwa Maryam adalah satu-satunya wanita yang mencapai tingkat sempurna.
Dalam Shohih Muslim dari Abu Huroiroh bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melamar Ummu Hani’ (dari Quraisy). Ummu Hani’ menjawab: “Ya Rasulullah, engkau lebih aku cintai dari pada pendengaranku dan penglihatanku. Sementara hak suami itu besar. Aku takut jika sedang melayani suamiku, aku melalaikan urusanku dan anakku. Jika aku sedang mengurus anakku, aku mengabaikan hak suami.”
Rasul menjawab: “Sesungguhnya sebaik-baik wanita yang mengendari unta adalah wanita sholih dari Suku Quraisy; paling lembut kepada anak di usia kecil dan paling menjaga pada harta suami.”
Ini pujian untuk Ummu Hani’ yang berasal dari kalangan wanita sholihah dari Suku Quraisy. Seperti yang tercermin pada kalimatnya, sebagai seorang janda beranak kecil ia tidak mau mengurangi perhatiannya pada anak. Di satu sisi ia sadar betul bahwa hak suami begitu besar. Walau ia sangat mencintai Rasulullah, tetapi Ummu Hani’ menyampaikan keberatannya. Rosul pun tidak jadi menikahinya.
Wanita Sholih dari Suku Quraisy mempunyai dua kelebihan,
Pertama, paling lembut kepada anak-anak di usia kecilnya. Inilah usia yang sangat memerlukan kesabaran, kelembutan, kasih sayang dan fokus. Kelembutan dan kasih sayang wanita Quraisy tidak terbatas pada anak kandungnya saja. Al Qostholany dalam Irsyadus Sary menjelaskan, “Kata walad (anak) dalam bentuk nakiroh (tidak definitif), sebuah isyarat bahwa ia bersikap lembut kepada anak manapun, walaupun itu anak (bawaan) suaminya.”
Sikap lembut dan kasih itu merupakan karakter aslinya yang terpatri dalam dirinya. Adapun dalam riwayat lain disebut anak yatim dan anak kecil, bukan berarti kasih sayang hanya sebatas saat anak masih kecil atau sudah yatim. Berikut penjelasan Ibnu Hajar dalam Fathul Bary, “Hadits menggunakan kata anak yatim dan anak kecil, sesungguhnya sifat lembut pada anak itu menetap dalam dirinya. Tetapi disebutkan dua keadaan itu (yatim dan kecil), dikarenakan (lembut) sangat diperlukan pada kedua keadaan itu.”
Kedua, pandai dan mampu menjaga harta suami. Inilah yang dimaksud oleh kalimat tersebut, “Paling melindungi dan menjaga amanahnya, memelihara dan meninggalkan mubadzir dalam menafkahkan.” (Ibnu Hajar dalam Fathul Bary). Semua suami sangat suka dengan istri yang seperti ini.
Petunjuk Nabi ini menjadi rekomendasi tingkat tinggi dari beliau. Jaminan mutu tak mungkin kecewa. Wanita sholih Quraisy. Jika ada yang bisa mendapatkannya, maka jangan lagi ragu untuk mengambilnya.
Tapi, kalaupun bukan dari Suku Quraisy Nabi telah membuka dua keistimewaan wanita sholih Quraisy.
*Sumber di sini