Dalam berbagai tulisan, sudah saya sampaikan tentang persiapan yang diperlukan oleh laki-laki dan perempuan guna memasuki pernikahan dan kehidupan berumah tangga. Sangat berbeda kondisi lajang dengan orang yang sudah menikah. Maka sejumlah persiapan harus dimiliki agar bisa menjalani kehidupan berumah tangga dengan baik dan jauh dari guncangan.
Saya sering menuliskan, bahwa persiapan sebelum menikah itu meliputi persiapan spiritual, persiapan mental, persiapan konsepsional, persiapan material, persiapan fisik dan persiapan sosial. Namun bukan hanya enam jenis persiapan itu yang diperlukan, para bujangwan dan bujangwati masih perlu merenung dan memikirkan masak-masak seperti apa kondisi orang setelah menikah.
Coba bayangkan beberapa hal yang terjadi setelah menikah berikut ini, dan tanyakan kepada diri sendiri apakah anda sudah siap untuk menghadapinya.
1. Apakah Anda Siap Melepas Kebebasan?
Salah satu hal yang sangat berbeda antara lajang dengan orang yang sudah berumah tangga adalah dalam hal kebebasan. Saat masih lajang, anda bebas melakukan apa saja. Anda bebas makan dimana, jam berapa, menunya apa. Semua terserah anda. Anda bebas mau mandi atau tidak mandi, mau mandi jam berapa, berapa kali sehari atau berapa kali sepekan, semua terserah anda.
Anda bebas mau tidur jam berapa, dimana, dengan posisinya seperti apa. Anda bebas pengin berbicara apa, dengan nada dan gaya seperti apa. Anda bebas mau keluar rumah kapan saja, kemana, mau ngapain, semua terserah anda. Itu karena anda masih lajang, anda memiliki hidup anda sepenuhnya.
Setelah menikah, anda tidak lagi memiliki kebebasan itu. Semua kebebasan anda itu hilang, karena anda memasuki kawasan bertanggung jawab. Anda harus menenggang perasaan pasangan anda atas semua perilaku, kebiasaan hidup, tutur kata, bahkan mimik wajah atau bahasa tubuh anda. Anda tidak bisa bersikap semau sendiri, karena anda harus membahagiakan pasangan.
Anda tidak lagi bisa mengatakan “jadilah dirimu sendiri”, karena anda harus “menjadi seseorang seperti yang diharapkan pasangan”.
Siap melepas kebebasan itu? Jika siap, berarti anda sudah siap menikah.
2. Apakah Anda Siap Berbagi dalam Semua Hal?
Banyak hal akan menjadi “kita”, bukan lagi “aku” dan “kamu”. Dari makanan, minuman, sabun, pasta gigi, handuk, anda akan berbagi dengan pasangan. Demikian pula waktu, perhatian, konsentrasi, semua harus berbagi. Anda tidak bisa lagi egois menggunakan waktu untuk diri sendiri tanpa peduli pasangan. Banyak hal yang dulunya “milikku” kini menjadi “milik kita”. Mungkin awalnya akan terasa canggung untuk berbagi segalanya, tapi seiring waktu, semua akan berjalan dengan sendirinya.
Dulu anda naik motor atau mobil sendiri, kini anda harus berbagi. Dulu anda asyik ngenet sendiri, kini ada pasangan yang bisa mencemburui. Dulu anda bisa keluar malam sendiri, kini anda tidak bisa bebas lagi. Dulu anda bisa makan ke warung bakso sendiri, kini anda tidak bisa semau sendiri. Dulu anda mau tidur dan bangun jam berapapun dengan bebas, kini anda tidak bebas lagi. Ini semua karena anda harus berbagi dengan pasangan dalam sangat banyak hal.
Siap berbagai dalam segala hal dengan pasangan? Jika siap, berarti anda sudah siap menikah.
3. Apakah Anda Siap Menaiki “Roller Coaster” Kehidupan?
Hidup berumah tangga itu ada kemiripannya dengan menaiki roller coaster. Jika anda naik roller coaster, akan melewati saat yang wajar dan biasa saja, ada saat ketegangan, ada saat histeria, ada pula antiklimaks berupa kelegaan. Akan ada banyak sekali suka dan duka yang akan dijumpai dalam kehidupan pernikahan. Tapi kebersamaan yang kuat antara suami istri akan menjadikan mudah melewati semua bentuk krisis atau masalah.
Anda akan menghadapi banyak sekali masalah dan tantangan baru nantinya, tapi selama bisa saling bersatu hati dan bergandengan tangan dalam melewatinya, anda akan menjalani kehidupan pernikahan dengan bahagia bersama pasangan tercinta. Tidak perlu terlempar dari roller coaster saat melewati ketegangan dan histeria, karena anda saling berpegangan untuk menguatkan.
Siap menikmati roller coaster kehidupan nyata? Jika siap, berarti anda sudah siap menikah.
4. Apakah Anda Siap Terkejut Karena Menemukan Hal Baru dari Pasangan?
Sahabat muda, sebelum menikah, apalagi bagi mereka yang melewati masa pacaran, bisa jadi anda merasa telah mengenal banyak hal dari pasangan. Padahal sebenarnya anda tidak banyak mengenal jati dirinya. Orang pacaran lebih banyak menampilkan kebohongan demi menyenangkan pasangan. Maka anda akan menemukan banyak sekali hal baru setelah menikah dan hidup berdua bersama pasangan. Hal-hal yang menjadi jati diri pasangan yang sesungguhnya.
Apalagi bagi pasangan yang tidak melewati masa pacaran, hanya berbekal masa ta’aruf secara Islami untuk menjaga hati. Pengenalan tentu tidak mendalam, karena lebih banyak sisi kesamaan visi dan keyakinan akan kebaikan calon pasangan. Maka setelah menikah, setiap hari adalah hari baru untuk lebih banyak tahu tentang kondisi pasangan. Anda akan terus dikejutkan dengan banyak hal baru dari pasangan yang belum pernah anda ketahui sebelumnya. Maka bersiaplah menghadapi hari-hari penuh kejutan itu.
Sebagaimana anda terkejut dengan berbagai hal yang baru temukan dan anda ketahui dari pasangan, maka demikian pula pasangan anda akan menemukan banyak hal yang baru dari anda. Pasangan juga akan mengalami keterkejutan karena menemukan hal-hal yang belum diketahui sebelumnya dari anda. Sesuatu yang bisa jadi sengaja anda sembunyikan dari pasangan selama masa berkenalan, atau sesuatu yang anda tidak bermaksud menyembunyikannya, semua akan tertampakkan.
Hidup berdua dalam keluarga baru, bertemu dan berinteraksi secara sangat dekat dan intim, duapuluh jam sehari semalam, membuat semua hal akan tertampakkan. Tidak ada yang bisa disembunyikan. Semua dari diri anda akan diketahui pasangan, semua hal dari pasangan akan anda ketahui. Maka bersiaplah menghadapi ketersingkapan diri anda, yang selama ini tidak diketahui pasangan anda.
Siap terkejut setiap hari? Jika siap, berarti anda sudah siap menikah.
5. Apakah Anda Siap Melihat Sisi Paling Jelek dari Pasangan?
Hidup dalam ikatan pernikahan membuat anda dan pasangan selalu berada dalam situasi yang sangat dekat, tanpa jarak, tanpa batas, tanpa sekat. Apalagi bagi pengantin baru, yang inginnya selalu berdua kemana-mana. Saat bangun tidur di pagi hari, anda akan menjadi orang pertama yang melihat pasangan bangun dengan muka kucel, rambut acak-acakan dan tubuh yang bau keringat. Belum lagi bau mulut.
Sebelum menikah, anda hanya menemukan pasangan anda dalam kondisi wangi dan sudah berdandan rapi. Anda tidak pernah menjumpainya dalam keadaan acak-acakan, karena selalu ada persiapan sebelum pertemuan sebelum menikah. Kini setelah menikah, anda bertemu setiap saat. Tidak ada waktu untuk bersiap diri, karena anda selalu berada bersama pasangan setiap saat. Semua bau-bauan yang muncul dari tubuh anda, semua bunyi-bunyian yang muncul dari tubuh anda, tidak bisa lagi anda rahasiakan dari pasangan.
Maka anda harus siap menerima kondisi pasangan dari sisi yang paling jelek sekalipun. Sebagaimana anda harus siap dilihat oleh pasangan dari sisi yang paling jelek. Tapi justru itulah yang menjadi bumbu pernikahan Anda.
Siap melihat sisi paling jelek dari pasangan? Siap dilihat dari sisi yang paling jelek oleh pasangan? Jika siap, berarti anda sudah siap menikah.
6. Apakah Anda Siap Bertemu Setiap Saat?
Bagi orang yang berpacaran, frekuensi pertemuan mereka tentu terbatas. Situasi seperti itu yang menimbulkan kerinduan untuk bertemu. Setelah menikah, anda akan bertemu setiap saat. Bahkan etika hidup suami istri, harus meminta izin kepada pasangan ketika akan pergi untuk suatu keperluan meninggalkan pasangan. Bertemu terus setiap saat dengan pasangan, apakah anda akan menjadi bosan? Apakah anda akan kehilangan kerinduan? Semua tergantung kondisi hubungan anda dengan pasangan.
Dalam kehidupan berumah tangga, justru keintiman harus terus ditingkatkan dengan melakukan variasi setiap harinya. Jika kesibukan dan rutinitas kegiatan setiaphari membuat anda merasa jenuh, maka setidaknya luangkan waktu sekali dalam seminggu atau sebulan untuk menghabiskan waktu berdua saja untuk melakukan refreshing.
Siap bertemu setiap saat dengan pasangan? Yakin, anda tidak bosan? Jika siap, berarti anda sudah siap menikah.
7. Apakah Anda Siap Menyelesaikan MasalahSecara Bersama?
Sahabat muda, saat masih lajang, anda berusaha menyelesaikan semua masalah sendirian. Sekarang setelah menikah, anda harus menyelesaikan masalah bersama dengan pasangan. Karena anda berdua menjadi bagian yang utuh dan tak terpisahkan satu dengan yang lain, maka masalah anda akan berpengaruh terhadap pasangan dan masalah pasangan pun akan berpengaruh terhadap anda. Untuk itulah anda berdua harus sharing untuk mendialogkan permasalahan yang anda hadapi.
Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan pernikahan. Kegagalan komunikasi sering menjadi faktor yang sangat vital dalam menimbulkan konflik dan pertengkaran suami istri. Maka obrolan ringan untuk mengurai berbagai masalah menjadi sangat diperlukan. Anda harus rela berbagai masalah yang selama ini anda anggap sebagai pribadi. Setelah menikah, hal itu akan anda buka kepada pasangan.
Siap menyelesaikan setiap masalah bersama pasangan? Jika siap, berarti anda sudah siap menikah.
8. Apakah Anda Siap Menemukan Tujuan Paling Hakiki dari Pernikahan?
Walaupun secara teori anda sudah mengerti tentang tujuan-tujuan pernikahan, namun anda akan berproses menemukan tujuan tersebut bersama pasangan. Anda akan menemukan hal-hal unik dan khas dalam corak interaksi keseharian bersama pasangan, yang akhirnya anda menemukan lebih banyak hal tentang hakikat, makna dan tujuan pernikahan.
Tentu saja tujuan menikah bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan seksual atau karena sudah waktunya menikah. Setelah menikah, anda akan menemukan makna dan tujuan pernikahan secara lebih nyata, bukan dalam dataran teori ataupun wacana. Ketika tujuan itu sudah ditemukan, maka pondasi pernikahan anda akan semakin kuat setiap waktunya.
Siap berproses bersama pasangan? Jika siap, berarti anda sudah siap menikah.
9. Apakah Anda Siap Menghadapi Kerepotan Mengurus Anak?
Pada masa perkenalan, mareka bebas mengekspresikan keinginan, dan merasakan hal-hal yang serba menyenangkan dari pasangan. Namun setelah menikah, anda akan segera menyambut kehadiran bayi mungil, buah cinta anda berdua. Tahukah anda, bahwa bayi itu sering terbangun dan menangis setiap saat, tidak pandang waktu dan kesibukan anda berdua? Karena satu-satunya cara bayi berkomunikasi adalah melalui tangisan.
Anda harus bangun tengah malam, bahkan lewat tengah malam, mengurus ompol bayi, mengganti pakaian, menyiapkan bedak, minyak telon, dan susu tambahan. Belum lagi saat bayi sakit, tentu memerlukan perhatian ekstra. Anda harus siap berbagi untuk mengurus bayi yang bisa menguras tenaga dan perhatian anda. Keintiman anda sebagai suami istri menjadi “terganggu” oleh kerepotan mengurus bayi.
Siap repot mengurus anak? Jika siap, berarti anda sudah siap menikah.
10. Apakah Anda Siap Terikat oleh Hak dan Kewajiban?
Sebelum menikah, anda adalah makhluk bebas merdeka. Sebagai orang dewasa, anda sudah tidak terlalu diikat oleh orang tua, namun belum memiliki beban kehidupan. Setelah menikah, semua segera berubah. Anda terikat dengan hak dan kewajiban bersama pasangan. Setelah muncul anak, bertambah lagi beban dan kewajiban itu. Anda tidak bisa lagi berlaku semau-mau sendiri, karena ada ikatan peran yang harus tertunaikan.
Ada kewajiban suami yang menjadi hak istri, dan ada kewajiban istri yang menjadi hak suami. Kewajiban ini harus ditunaikan, agar hak pasangan bisa didapatkan secara timbal balik. Setelah menikah, anda tidak bisa lari dari tanggung jawab adanya hak dan kewajiban ini.
Siap terikat oleh hak dan kewajiban? Jika siap, berarti anda sudah siap menikah.
Sahabat muda, pikirkan lagi, renungkan lagi, sudah siapkah anda dengan itu semuanya? Jika anda sudah siap, maka itu bagian dari pertanda kesiapan anda memasuki kehidupan pernikahan.
Selamat memasuki kehidupan pernikahan yang penuh keindahan dan keajaiban.
Sumber: Pak Cah