Suami-Istri : Bukan Sekedar Pakaian

Apakah kita pernah menceritakan sesuatu yang tidak mengenakkan tentang isteri atau suami kita kepada orang lain? Sesuatu yang seandainya di dengar oleh pasangan kita tersebut akan membuat dia marah? Pastilah yang kita sebut itu adalah kekurangan yang terdapat dalam diri pasangan kita.

Allah memberikan perumpamaan yang sangat sederhana untuk kita mengerti tentang hakikat hubungan antara suami dan isteri. Suami isteri layaknya sebuah pakaian satu terhadap lainnya. Suami adalah pakaian untuk sang isteri, begitu pula sebaliknya isteri adalah pakaian bagi sang suami.

Itulah yang Allah tegaskan di dalam surat Al Baqorah ayat 187 :

أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَائِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَخْتَانُونَ أَنفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنكُمْ ۖ فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma’af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.”(QS 2:187)

Apa Gunanya Pakaian yang Kita Pakai ?

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

“Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (Al-Araaf : 26)

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّمَّا خَلَقَ ظِلَالًا وَجَعَلَ لَكُم مِّنَ الْجِبَالِ أَكْنَانًا وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ وَسَرَابِيلَ تَقِيكُم بَأْسَكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ

“dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).” (An-Nahl : 81)

Secara fisik pakaian yang kita pakai memberikan beberapa fungsi buat kita. Untuk menutup aurat, menjadikan penampilan kita menarik dan indah serta melindungi kita dari terpaan udara luar yang secara langsung mengenai tubuh kita baik panas mau pun dingin. Kalau kita dan pasangan kita di ibaratkan pakaian oleh Allah Subhanawata’ala, lantas pertanyaan besar buat kita berikutnya adalah

Apakah semua fungsi itu sudah kita lakukan terhadap pasangan kita ?

Apakah sebagai suami atau pun isteri, kita sudah berupaya menutupi berbagai cacat atau kekurangan pasangan kita terhadap orang lain? Apakah kita sudah menjadikan sosok pasangan kita menjadi sesuatu yang indah di mata orang lain? Atau apakah kita sudah memfungsikan diri menjadi pelindung bagi pasangan kita?

Aisyah radhiallahu‘anha bertutur,

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا ذَكَرَ خَدِيجَةَ أَثْنَى عَلَيْهَا فَأَحْسَنَ الثَّنَاءَ قَالَتْ فَغِرْتُ يَوْمًا فَقُلْتُ مَا أَكْثَرَ مَا تَذْكُرُهَا حَمْرَاءَ الشِّدْقِ قَدْ أَبْدَلَكَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهَا خَيْرًا مِنْهَا قَالَ مَا أَبْدَلَنِي اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ خَيْرًا مِنْهَا قَدْ آمَنَتْ بِي إِذْ كَفَرَ بِي النَّاسُ وَصَدَّقَتْنِي إِذْ كَذَّبَنِي النَّاسُ وَوَاسَتْنِي بِمَالِهَا إِذْ حَرَمَنِي النَّاسُ وَرَزَقَنِي اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَلَدَهَا إِذْ حَرَمَنِي أَوْلَادَ النِّسَاءِ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jika menyebut tentang Khadijah maka ia pun memujinya, dengan pujian yang sangat indah. Maka pada suatu hari aku pun cemburu, maka aku berkata, “Terlalu sering engkau menyebut-nyebutnya, ia seorang wanita yang sudah tua. Allah telah menggantikannya buatmu dengan wanita yang lebih baik darinya.” Maka Nabi berkata, “Allah tidak menggantikannya dengan seorang wanita pun yang lebih baik darinya. Ia telah beriman kepadaku tatkala orang-orang kafir kepadaku, ia telah membenarkan aku tatkala orang-orang mendustakan aku, ia telah membantuku dengan hartanya tatkala orang-orang menahan hartanya tidak membantuku, dan Allah telah menganugerahkan darinya anak-anak tatkala Allah tidak menganugerahkan kepadaku anak-anak dari wanita-wanita yang lain.” (HR. Ahmad)

Dari penuturan Ummul mukminin Aisyah Radhiallahu’anha tersebut apa yang kita rasakan? Sebuah sikap yang luar biasa dari suami terbaik di semesta alam ini. Bahkan ketika Khadijah sudah tidak lagi hadir dalam kehidupan Rasulullah, kita bisa merasakan begitu dalamnya cinta Rasul terhadap Khadijah. Seolah kita pun bisa merasakan keindahan diri seorang Khadijah hadir dalam ucapan itu. Betapa semua fungsi pakaian yang Allah sebutkan hadir dalam diri Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam terhadap Khadijah, begitu pula sebaliknya. Padahal Aisyah pun isteri yang sangat di cintai Rasulullah, bukankah Rasul bisa saja mengiyakan ucapan Aisyah untuk sekedar menggembirakan hatinya?  Tapi tidak, karena Khadijah adalah pakaian terindah dan terbaik yang pernah Rasulullah miliki. Pakaian yang tidak sekedar menutupi, memperindah dan melindungi dirinya. Tapi sebuah pakaian yang mengiringinya dalam setiap langkah ketakwaan kepada Allah. Khadijahlah orang yang pertama sekali beriman di saat semua orang kufur , dialah yang membenarkan setiap perkataan Rasul di saat semua orang mendustakannya, untuk setiap kebenaran yang Rasulullah bawa, Khadijah pun ikut berjuang dengan hartanya. Karena Khadijah tahu persis pribadi yang menjadi pakaian untuk dirinya adalah orang dengan akhlak yang sangat mulia. Lihatlah penilaian Khadijah terhadap Rasulullah sesaat setelah Rasulullah menerima wahyu pertama yang sangat mengagetkan dirinya. Saat itu Rasulullah dalam keadaan sangat cemas. Dan minta agar dirinya di selimuti. Rasulullah berkata,

لَقَدْ خَشِيتُ عَلَى نَفْسِى

“Sungguh aku cemas atas diriku sendiri”

كَلاَّ وَاللَّهِ مَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا ، إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ ، وَتَحْمِلُ الْكَلَّ ، وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ ، وَتَقْرِى الضَّيْفَ ، وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ

“Jangan takut, demi Allah, Tuhan tidak akan membinasakan engkau. Engkau selalu menyambung tali persaudaraan, membantu orang yang sengsara, mengusahakan barang keperluan yang belum ada, memuliakan tamu, menolong orang yang kesusahan karena menegakkan kebenaran.”

Mungkin kita belum bisa memberikan yang terbaik buat pasangan kita. Belum bisa mengatur nafas rumah tangga kita dalam nafas ketakwaan. Tapi paling tidak, kita sudah harus mulai belajar untuk menjadi pakaian terbaik buat pasangan kita. Pakaian yang menutupi dirinya agar aurat atau hal-hal yang tidak di sukainya, tidak di ketahui oleh orang lain. Menjadikan diri pasangan kita terlihat indah serta melindungi dirinya dari segala sesuatu yang dapat melukai hati dan perasaannya. Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahanNya dalam setiap kebaikan dan keburukan yang menerpa. Dan semoga Allah mengumpulkan kita semua dalam rumah tangga yang senantiasa di liputi oleh kebaikan. (Elvin Sasmita)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

WhatsApp Online! Klik untuk konsultasi

Rancang Anggaran Pernikahan